Penyusun : Yoseph Iskandar, Dedi Kusnadi, dan Jajang Suryani
Penerbit : Sukardi LTD, PT - Jakarta
Tahun terbit : 1997, Cetakan pertama
Tebal Buku : 418 halaman
Bleg bumi, bleg langit
Baginda pangeling-ngeling
Baya-baya na ku aya
Da jalmana ge teu aya
Anging Allah nu aya
(Pepatah ayahanda R. Didi Soekardi kepada Eddie Soekardi)
Seandainya Eddie Soekardi dan adiknya Harry Soekardi tidak diculik Kempetai dari rumah kediamannya di Gang Ijan Bandung untuk dijadikan tentara PETA (Pembela Tanah Air), mungkin pimpinan penyerangan konvoi di Sukabumi-Cianjur bukanlah mereka. Mereka dikirim ke
Peristiwa penghadangan konvoy sekutu di jalur Sukabumi-Cianjur tahun 1945-1946 ini disebut dengan berbagai sebutan.
Buku ini disusun dengan tujuan agar sumbangan ikhlas penduduk Sukabumi dan Cianjur pada tahun 1945-1946 diketahui, dihayati serta dimanfaatkan sebagai salah satu sumber dalam melaksanakan Pembangunan Karakter Bangsa dan Negara
Agar bisa dipahami secara menyeluruh maka buku yang terdiri dari enam bab ini didahului dengan sepak terjang Jepang dalam Perang Dunia II (Bab I), kemudian dibahas mengenai sepak terjang Sekutu dalam PD II serta misi yang diemban sebagai pemenang perang (Bab II). Bab III berisi tentang Misi Internasional yang diemban TRI dalam pengangkutan tentara Jepang dan APWI ( Allied Prisoners of War and Internees).
Inti buku ini terdapat dalam Bab IV yaitu pertempuran pertama 9-12 Desember 1945 serta Bab V mengenai pertempuran kedua 10-14 Maret 1946. Bab VI merupakan epilog dan berisi rangkuman serta kesimpulan. Adapun lampiran merupakan bagian penunjang yang sangat penting di antaranya berupa foto-foto dokumentasi serta napak tilas lokasi pertempuran. Saya ingin secara khusus menyampaikan ringkasan kedua pertempuran hebat tersebut.
Perang Konvoi Pertama
Tentara Inggris salah satu negara pemenang PD II mengemban misi internasional sekutu yaitu: perlucutan dan pemulangan tentara Jepang, serta pengiriman perbekalan dan pemulangan APWI. Khusus mengenai urusan di bekas Hindia Belanda mereka membentuk AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Celakanya mereka terbebani oleh Civil Affairs Agreement yang ditandatangani Belanda dan Inggris tanggal 24 Agustus 1945 yang intinya “Pemerintah Inggris akan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Hindia Belanda”. Ini bertentangan dengan Atlantic Charter (
Hilir mudiknya konvoi sekutu Jakarta-Bandung yang melewati Sukabumi tidak menghiraukan kesatuan-kesatuan TKR di wilayah yang dilewati. Padahal misi AFNEI sesuai kesepakatan harus melibatkan TKR. Akhirnya TKR Resimen III Sukabumi di bawah Letkol Soekardi waktu itu masih 29 tahun ingin memberi pelajaran kepada Sekutu. Dilakukanlah herdislokasi empat Batalyon. Batalyon I pimpinan Mayor Yahya B. Rangkuti bersiaga di Jalan raya Ciawi-Cigombong-Cibadak (18 km) sebagai pemukul pertama. Pemukul kedua adalah Batalyon II pimpinan Mayor Harry Soekardi bersiap mulai dari Cibadak hingga Sukabumi bagian barat (18 km). Sedangakan Batalyon IV pimpinan Mayor Abdulrachman ditempatkan di jalan raya Sukabumi bagian timur hingga Gekbrong (15 km). Adapaun Batalyon III pimpinan Kapten Anwar berjaga mulai Gekbrong hingga Ciranjang Cianjur (30km). Dengan kekuatan l.k. 3000 personil dibantu laskar perjuangan dan rakyat mereka bersiaga menunggu konvoi Sekutu yang datang dari arah
Konvoi perbekalan APWI yang dikawal Batalyon 5/9 Jats (Satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab-India) terdiri dari 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon dan Brencarrier tanggal 9 Desember 1945 sore memasuki Cicurug. Kepala konvoi mendapat serangan pertama di Bojongkokosan di antara dua tebing, sedangkan ekor konvoi berada di Cicurug mendapat serangan kemudian setelah timbul kepanikan. Akibat penyergapan tersebut keesokan harinya tanggal 10 Desember pagi-pagi RAF memborbardir Cibadak untuk balas dendam. Bombardemen berlangsung hingga pukul 16.00. Dalam buku The Fighting Cock (Doulton, 1951) disebutkan bahwa ini merupakan serangan udara paling dahsyat dalam “perang” di Pulau Jawa. Adapun Batalyon Jats yang tersisa menyatukan diri dan beristirahat di tengah
Pada tanggal 11 Desember 1945 Markas Sekutu di Cimahi mengirim balabantuan Batalyon 3/3 Gurkha Rifles. Tetapi pasukan ini dihadang Batalyon III di sepanjang Jalan Raya Cianjur yang menggunakan taktik “Hit and Run” dengan disiplin tinggi. Meskipun Batalyon Gurkha Rifle dan Jats dapat bergabung pada malam harinya di
Perang Konvoi Kedua
Tidak senang dengan keberhasilan diplomasi RI dengan Sekutu, NICA membujuk AFNEI agar memindahkan pusat kekuatan militernya ke
Resimen III TRI Sukabumi kembali ditugaskan menggagalkan rencana AFNEI. Sekutu kembali menggunakan jalur Sukabumi-Bandung, mereka menduga atau mungkin menganggap remeh jalur ini sudah “bersih dan aman”. Tetapi tanggal 10 Maret 1946 Konvoy Tentara Sekutu dari Batalyon Patiala (tentara sewaan berasal dari suku
Tanggal 12 Maret 1946 Markas Tentara Sekutu di Bogor mengirimkan balabantuan pasukan tank Squadron 13 Lancer yang dikawal Pasukan Grenadier. Mereka tiba di Cikukulu Sukabumi sore hari dan mendapat serangan dari Batalyon I dan II. Akhirnya pasukan penolong ini minta tolong kepada pasukan yang ditolong. Sebagian pasukan
Tanggal 13 Maret 1946 pukul 20.00 empat kesatuan Tentara Sekutu yang sudah berkonsolidasi di tengah kota Sukabumi kembali mendapat serangan kirikumi. Mereka dalam keadaan terjepit dan terkepung sulit melakukan balasan. Malam itu dirasakan sebagai malam penebar maut. Dr. Hasan sadikin yang menjadi kepala rumah sakit di Sukabumi melaporkan tidak ada pihak TRI maupun rakyat pejuang yang gugur. Hanya 12 orang saja yang terluka ringan pada serangan itu. Dini hari tanggal 14 Maret 1946 pasukan Brigade I Inggris melanjutkan perjalanan untuk membantu konvoi yang terkepung. Sepanjang perjalanan mereka mendapat serangan dari Batalyon III dan IV. Setelah 5 kesatuan itu dapat berkumpul kemudian meninggalkan
----------*----------
Buku ini disampaikan bukan dengan
Ada yang lebih mengenaskan dalam bagian akhir buku ini “Napak Tilas”, Tank Sherman bekas sekutu yang berhasil dilumpuhkan dan dijadikan monumen dekat Monumen Palagan Bojongkokosan habis dipreteli maling sedikit demi sedikit. “Mereka dijual ke Cibatu, dibikin cangklul, golok, belincong, dan perabotan lainnya”, ujar Kopral Purnawirawan Satibi (hal. 386). Di dalam perpustakaan Museum Palagan Bojongkokosan terdapat potret “Tujuh Pahlawan Revolusi” dan di bagian depan Museum terdapat dua potret lama para pejuang dengan pigura besar. “Itu tentara dari Jawa. Kalau tentara Sukabumi, saya kenal semua,” ujar Kopral Purnawirawan Satibi mantan anak buah Mayor Harry Soekardi yang menjadi
Perjalanan napak tilas yang paling mengharukan adalah ketika mencari Kapten Odi Dasuki salah satu mantan Komandan Kompi dari Batalyon II yang tinggal di sebuah rumah kecil di sebuah gang 3 kilometer dari batas kota Sukabumi. Dari pertemuan para pejuang itu tetangga Pak Odi Dasuki baru mengetahui kalau laki-laki pensiunan PJKA dan suka membuat mainan anak itu pelaku sejarah Pertempuran Konvoi. Inilah potret ketulusan seorang pejuang. Adakah sineas yang mau membuat film perjuangan Pertempuran Konvoi ini?
harusnya disertai denga foto yang ada di musium supaya kita megetahui walau lewat intenet.
BalasHapusIya di Musium Mandala Wangsit Siliwangi - Bandung ada diorama peristiwa di Bojongkokosan saya kesulitan motretnya karena berada dalam kotak kaca. Di bukunya sendiri peristiwa pertempuran berupa sketsa. Tetapi kedahsyatan perang itu diakui Sekutu dalam “The Fighting Cock; The Story of The 23rd Indian Division” (1951). Pengakuan dari pihak lawan ini juga yang menunjukkan palagan ini sama dahsyatnya dengan peristiwa 10 Nopember maupun Ambarawa.
BalasHapusMangga, sae. Nuhun.
BalasHapussaya rasa indonesia telah kehilangan sekelompok patrioty yg pada saat itu telah mengalahkan pasukan yg telah menang di perang dunia ke2 ............... terlalu ironi jikan orang2 yang berjibaku saat itu telah di hilangkan kesetatusannya sebagai P E J U A N G ................... M E R D E K A .......................
BalasHapusIya Kang Ophiek saya mencoba ke beberapa pihak termasuk sineas untuk membuat film perjuangan berdasarkan buku di atas tetapi belum berhasil.
BalasHapusMemang mengenaskan, Pa R.H. Eddie Sukardi sebagai Komandan Resimen III beliau masih ada dan sudah sangat sepuh kurang lebih berusia 96 tahun, pada saat ini berada di Bandung dengan Isteri tercinta dan putranya. Penghormatan dan penghargaan terhadap para pejuang memang kurang dirasakan. Yang terpenting bagaimana kita generasi muda untuk selalu mengapresiasi, menghargai dan menghayati nilai-nilai para pejuang 45 untuk dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara kita, baik di tingkat lokal, nasional,regional dan internasional.
BalasHapusSaya meraskan Hari Juang Siliwangi tanggal 9 Desember di lingkungan Kodam III Siliwangi juga tidak ada gemanya. Bulan Desember tahun kemarin di Bandung yang bertebaran adalah spanduk mengenai Hari Juang Kartika TNI-Angkatan Darat tanggal 15 Desember yang memperingati Pertempuran Ambarawa. Tapi saya optimis nilai-nilai kejuangan di Jawa Barat dapat diteruskan ke generasi berikutnya untuk kepentingan nasional dan kemanusiaan.
BalasHapusBeli bukunya dimana gan ? pgn punya bukunya nih.
BalasHapusBung Ficky, buku ini oleh penulisnya tidak dijual, tetapi dibagikan gratis kepada generasi yang lebih muda pada akhir era Orba. Tetapi kalau Anda googling ada beberapa kolektor yang menjualnya, seperti:
BalasHapushttp://ridwanhutagalung.wordpress.com/2013/07/30/pertempuran-konvoy-sukabumi-cianjur-1945-1946/
dan
http://www.terasilam.com/srv/index.php?option=com_content&view=article&id=384:pertempuran-konvoy-sukabumi-cianjur-1945-1946&catid=25:politik-dan-sejarah&Itemid=574
waduuuh kalo di kolektor harga bukunya pasti melambung tinggi,.,.
Hapuspunten Kang, kami bisa minta no kontak dan alamat penulis'ya..?
BalasHapushatur nuhun..
punten Kang, kami bisa minta no kontak dan alamat penulis'ya..
BalasHapushatur nuhun
Upami salah sawios penyusunna Kang Yoseph Iskandar parantos ngantun taun 2008. Upami Kang Dedi & Kang Jajang teu mendak laratanana.
BalasHapusSaya masih punya 2 buku, yg berminat silahkan menghubungi saya melalui e-mail : iwan_ssukardi@yahoo.com. Untuk Menwa Mahawarman Batalyon VII/Suryakencana saya siapkan 1, silahkan menghubungi saya.
BalasHapusKang referensi buku yang lain ada ga yang bahas tentang perjuangan bojongkokosan
BalasHapusTah sakaterang mah buku sanes ngeunaan Palagan Bojongkokosan anu khusus teu acan mendakan deui mung aya tipihak sekutu "The Fighting Cock; The Story of The 23rd Indian Division" aya dibahas. Di Sejarah Jawa Barat sareng Divisi Siliwangi sebagainya pasukan anu bertempur janten bagian Divisi Siliwangi engkena.Cobi taros ka Kang Iwan iwan_ssukardi@yahoo.com
Hapusrakyat sukabumi dan cianjur melawan penjajahan dengan gigih
BalasHapus